.

.

Cetak mubaligh Handal, IKADI Gelar Pelatihan Mubaligh

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 02 November 2019

WORKSHOP MENGHAFAL AL-QUR’AN METODE GAZA








Kota Tegal ,– Bertempat di Aula Eks SAmsat Kompleks Balikota Tegal digelar WORKSHOP MENGHAFAL AL-QUR’AN METODE GAZA oleh Ikadi Kota Tegal dan Rumah Quran Kota Tegal  bekerja sama dengan SADAQA. Pada Ahad, 03 November 2019.
Workshop ini merupakan Hari kedua Workshop di Kota Tegal. Menghadirkan Ulama Palestina Syaikh Anwar Yacoub Hafidz Al-Qur’an 30 juz, bersanad Hafs ‘an Asyim dihadiri oleh 150 orang peserta setelah hari Sabtu 2 November 2019 bertempat di tempat yang sama sukses dihadiri oleh 150 peserta  .
Syaikh Anwar Yacoub memberikan pesan agar mudah dalam menghafal qur’an :
1. Niat yg lurus kerena Allah (Allah menerima amal karena dua hal : ikhlas dan amal yg benar)
2. Do’a
3. Menjauhi maksiat
4. Konsentrasi
5. Sabar (tidak boleh tergesa-gesa)
Syaikh juga memberi wasiat kepada keluarga yang ingin menghafal Qur’an : Memilih guru yang bacaannya bagus, yang mutqin, bagus bacaan dan bagus hafalan; Mengkhususkan Waktu (konsisten); Mengkondisikan lingkungan (tempat).
Syaikh Anwar Yacoub mengatakan dalam menghafal Qur’an juga memiliki proses, sebagai berikut : Sering membaca sering mengulang (menghafal dengan sendiri) dengan syarat bacaan sudah bagus, Talaqi oleh guru (sebagaimana Rasulullah), Visualisasi bacaan, Mengulang dengan mendengarkan (audio).
Adapun langkah-langkah menghafal dengan sendiri tanpa bantuan, sebagai berikut :
1. Menghafal satu ayat dengan tadabur
2. Mengulang ayat yg sedang kita hafal 20x
3. Menyambung akhir surat
4. Menggumam saat santai
5. Dibaca tanpa melihat mushaf
6. Mengulang hafalan yg sudah kita hafalkan
7. Membaca 1 halaman utuh di perdengarkan ke syeikh
Metode-metode di atas merupakan yang diterapkan di Kota Gaza. Sehingga menghasilkan ribuan anak penghafal qur’an tiap tahunnya
 

Kamis, 16 Juni 2016

AKADEMMIA #1 IKADI KOTA TEGAL

IKUTILAH AKADEMMIA #1 IKADI

Akademi Mubaligh Mahasiswa pertama di kota tegal ini merupakan acara apik yang spesial di bulan ramadhan tahun ini

Kamis, 19 Mei 2016

Indahnya Persaudaraan

Ceramah Ustad Ghusni Darodjatun - Indahnya Persaudaraan
Tauziyah Subuh di Masjid Baiturrahim Kejambon-Tegal-Jateng, 15 Mei 2016

 

Senin, 16 Mei 2016

Resign dari Dakwah: Menelisik Diri untuk Berbenah

 
Resign dari Dakwah: Menelisik Diri untuk Berbenah
______________________
@dwiboediyanto
Kabid. Pelatihan dan Dakwah PW IKADI Yogyakarta
 
 
Meninggalkan dakwah itu perkara gampang. Kita tinggal sedikit demi sedikit menjauhinya saja. Tidak aktif lagi tanpa pemberitahuan. Tidak merespon saat dihubungi. Bersikap masa bodoh terhadap aktivasi. Tidak datang saat diundang. Sembunyi ketika dimobilisasi. Intinya, bersikap cuek dan masa bodoh saja. Tenggelamkan dalam aktivitas yang memuaskan diri. Dengan cara demikian lambat laun kita akan meninggalkan (atau barangkali lebih tepat — ditinggalkan dakwah). Gampang sekali. Tapi apa manfaatnya bagi kita mengambil sikap demikian?
 
Benar, meninggalkan dakwah itu perkara yang mudah. Tapi saya sangat yakin, jauh lebih mudah lagi bagi Allah Ta’ala untuk mencari pengganti yang jauh lebih baik daripada mereka yang memutuskan untuk ‘pensiun’ dari dakwah. Para pengganti itu akan menggerakkan dakwah jauh lebih ikhlas dan bersemangat. Ya, sangat mudah bagi Allah untuk melakukannya. Sangat mudah. Tidak ada sedikit pun kerugian bagi dakwah ketika seseorang resign darinya. Dakwah akan terus berjalan, ada atau pun tanpa kita.
 
Sekali lagi kita bertanya, apa manfaatnya bagi hidup kita? Dakwah memang tidak memberi tumpukan harta. Bahkan bisa jadi kitalah yang mesti menyisihkan dari yang Allah karuniakan pada kita untuk menggerakkan dakwah. Tapi di sanalah kita menemukan makna yang indah. Kita terlibat dalam dakwah bukan untuk memperoleh harta berlimpah. Kita ingin mendapatkan keridlaan Allah, sehingga dengannya hidup kita bertabur barakah.
 
Sekiranya kita memilih ‘masa bodoh’ dan resign dari dakwah, sungguh ada satu hal yang dikhawatirkan: dicabutnya barakah dari hidup kita. Direnggutnya rasa qanaah terhadap harta dari diri kita. Tiba-tiba saja kita berubah menjadi orang yang sangat ‘kemaruk’ dan rakus terhadap duniawi, secuil apapun ia. Lalu aktivitas dakwah ditinggalkan. Forum-forum pembinaan mulai diabaikan.
 
Sebagai gantinya proyek-proyek materi menjadi lebih diutamakan.
 
Dalam situasi demikian (kadang) seseorang masih merasa berkebajikan. Padahal, yang dilakukannya tidak lebih dari aktivitas remeh yang disesaki oleh hasrat yang besar terhadap uang. Semakin dikejar, rasa puas tak pernah akan terpenuhi. Tiba-tiba juga kebutuhan tak bisa tercukupi, padahal pendapatan lebih banyak dari sebelumnya. Jika hal demikian yang terjadi, alangkah baik, sekiranya kita berhenti sejenak. Menelisik kondisi diri.
 
Jangan-jangan kebarakahan itu telah dicerabut dari hidup kita. Na’udzubillahi min dzalik.
 
Setiap saat kita memang perlu menelisik diri. Jika ada benih-benih bergesernya orientasi, mari diluruskan kembali. Saat kelesuan mulai tumbuh, segera pupus dengan semangat beramal. Ketika kejenuhan mulai melanda, perlulah silaturahmi agar ada penyegaran dan suntikan semangat membara.
 
Memperturutkan kelesuan dan kemalasan beraktivitas dakwah hanya mendatangkan situasi yang semakin berat. Lambat laun seseorang berkemungkinan *‘resign’* tanpa pamitan.
 
Dalam situasi demikian, ia tidak menyadari bahwa ada yangi berbeda dari cara berpikir, berasa, dan juga bertindak. Mulailah ia bersikap seperti penumpang dan mulai menanggalkan mental seorang sopir ( driver ) yang bersemangat, pantang menyerah dan berkeluh kesah, berorientasi untuk mencari solusi, dan memilih untuk tidak menghujat serta menghakimi.
 
Saking mudahnya meninggalkan dakwah, alasan apapun bisa dikemukakan.
 
Seseorang dapat mengelabuhi murabbi atau qiyadah dakwah dengan alasan yang tampak masuk akal: bisnis, kerja, urusan keluarga, atau apapun (Qs. Al Fath:11 dan Al Ahzab: 13). Tapi sungguh, Allah yang paling tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam diri kita.
 
Apakah alasan-alasan itu benar adanya, ataukah muncul dari kelemahan diri dan hasrat kuat untuk menghindar dari amanah. Lagi-lagi, kita memang perlu banyak menelisik diri sendiri.
 
Jika hari-hari ini kita mulai tampak lesu dan tidak bergairah di jalan dakwah, forum-forum pembinaan juga terasa gampang ditinggalkan, kontribusi yang mesti diberikan juga terasa berat ditunaikan, kerinduan bertemu ikhwah tergantikan dengan hasrat kuat untuk mengejar duniawi, atau teramat nyinyir dan antipati memandang dakwah serta komunitas kebaikan lainnya, rasa-rasanya kitalah yang lebih butuh untuk menerima banyak nasihat dibandingkan orang lain.
 
Sungguh, tak ada manfaat yang dapat diperoleh dari meninggalkan dakwah, kecuali hidup yang tercerabut dari memperoleh barakah. Hari-hari ini ketika waktu istirahat bagi sejumlah ikhwah terasa amat singkat, kita sungguh merasa malu. Sebagian kita masih bersantai-santai, bahkan membiarkan diri dalam lalai. Ya, ada banyak di antara kita, termasuk saya, yang lebih butuh nasihat.
 
Semoga Allah jadikan kita generasi yang Allah kokohkan di jalan dakwah ini, terus kokoh, semakin kokoh hingga husnul khotimah. Aamiin.

Minggu, 15 Mei 2016

Malam Bina Iman dan Taqwa- MABIT IKADI 14 mei 2016


Tegal, 14 mei 2016
Ikadi Kota Tegal kembali lagi mewarnai malam-malam menjelang datangnya bulan suci yang dinantikan ummat muslim sedunia menghadirkan kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) yang pada kali ini menghadirkan pembicara H Ahmad Fathoni Lc, Dipl M.Pd.I  ,dengan   tema Agar Sholat Kita Tidak Sia Sia.
Kegiatan yang rutin diadakan oleh IKADI ini bertempat di Masjid Daarul Ilmi ( SMK Al Irsyad Kota Tegal) diikuti oleh sedikitnya 50 peserta mabit yang asyik menikmati kajian ini.

Bagi siapa saja yang berminat untuk file presentasi dari pembicara silahkan download disini